5 pelukis dari Jawa tengah dan penjelasan
Seni
yenihandayani30
Pertanyaan
5 pelukis dari Jawa tengah dan penjelasan
1 Jawaban
-
1. Jawaban LisaSmart
1.Abdullah Suriosubroto
Abdullah Suriosubroto lahir di Semarang tahun 1878 dan meninggal di Yogyakarta tahun 1941. Anak angkat dari Dr. Wahidin Sudrohusodo yang waktu itu seorang tokoh gerakan nasional Indonesia.
Abdullah adalah pelukis pertama di Indonesia pada abad ke-20, ia sempat meneruskan jejak ayahnya dan kuliah di kedokteran di Batavia yang sekarang dikenal Jakarta, namun ketika ia kuliah di Belanda seketika itu ia beralih profesi ke seni lukis.
2 Basuki Abdullah
Basuki Abdullah lahir pada tanggal 27 Januari 1915 di Surakarta, Jawa Tengah dan meninggal pada tanggal 5 November 1993. Termasuk salah satu pelukis Maestro Indonesia dengan alirannya realis dan naturalis. Jiwa seninya tertanam dari bakat ayahnya yaitu Abdullah Suriosubroto.
Pada saat masa pemerintahaan Jepang, Basuki masuk ke dalam gerakan Poetra dan ditugasnya untuk mengajar seni lukis ke murid-muridnya, selain itu Basuki juga aktif di kebudayaan Jepang saat itu.
Ketika di Belanda ia berhasil mengalahkan 87 pelukis di Eropa dan menjadi pemenang.
3.Rustamadji
Rustamadji dilahirkan di Klaten, Jawa Tengah pada tanggal 19 Januari 1921. Memulai karier melukis sejak tahun 1938 yang ditempuh dengan cara belajar sendiri. Tahun 1942 - 1947, ia bermukim di kota Malang, Jawa Timur. Dalam tahun 1948 s/d 1955 tinggal di Yogyakarta dan bergabung dengan kawan-kawannya seperti S. Soedjojono, Batara Lubis, Hendra Gunawan almarhum, Soedarso dan lainnya dalam sebuah sanggar. Pada tahun 1952, bersama dengan kawan lainnya mengadakan pameran keliling Indonesia atas sponsor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, kemudian tahun 1956 sampai dengan 1968 bersama keluarganya bermukim di Jakarta.
Sejak tahun 1968 bersama keluarganya kembali hidup dan berkarya dikampungnya sendiri Klaten, Jawa Tengah hingga sekarang ini. Disamping melukis, juga membuat karya-karya patung, pada suatu ketika di tahun 1962 timbul inspirasinya untuk melukiskan bulan purnama, maka untuk keperluan itu dia mengasah batu membuat teropong bulan dengan cara yang sederhana maka kemudian bulan pun dilukisnya. Dalam proses melukis bulan itulah Rustamadji kemudian merasa sanggat dekat dengan Tuhan Yang Maha Kuasa seru sekalian alam semesta, yang telah melimpahkan rahmat, rezeki, nikmat, bakat sepanjang kehidupan. Sebagai perkembangan lebih lanjut maka tahun 1965-1971 dalam mendalami hidup, mengalami terbukanya hijab sehingga dia telah banyak menulis tentang ‘ketuhanan’ mencapai berjilid-jilid jumlah dalam bentuk stensilan atau cetakan yang sangat sederhana dan buku tersebut kemudian dibagikan kepada sahabat-sahabat dekatnya.
Maaf cuma tiga :(