tolong bila ada yg bisa buatkn cerita yg tdak sesuai dgan sila2 panasila
PPKn
fahmizan23
Pertanyaan
tolong bila ada yg bisa buatkn cerita yg tdak sesuai dgan sila2 panasila
2 Jawaban
-
1. Jawaban alvaraehan
Sikap pasitif terhadap nilai-nilai Pancasila sila kemanusiaan yang adil dan beradab, di anlaranya dapat ditunjukkan dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Yaitu dengan cara suka memberi pertolongan kepada orang lain maupun bangsa lain yang betul-betul membutuhkan pertolongan. Sikap menghargai orang Iain dengan memperlakukan manusia sesuai harka! martabatnya, mengakui bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan memiliki derajat, hak dan kewajiban yang sama meskipun berbeda agama, suku, jenis kelamin, kedudukan sosial, dan wama kulit.
Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan merupakan ceerminan nilai kemanusiaan, yang dapat juga ditunjukkan dengan mengem bangkan sikap dan perbuatan yang mengandung semangai solidaritas dalam kehidupan bermasyarakat. berbangsa dan bernegara, menjaga rasa setia kawan terhadap sesama yang kurang beruntung, tanpa membsdakan agama, bangsa, negara dan warna kulit, turutserta dalam misi- misi kemanusiaan, baik dalam kepentingan nasional maupun intemasiunal, ikul berpartisipasi dalam usaha perdamaian dunia, dengan mendukung adanya anti kekerasan, anti perang dan anti pelanggaran hak asasi manusia.
tinggal dikasih tidak
-
2. Jawaban delighter
Sila 1,
Ketuhanan Yang Maha Esa,
mengajak kita untuk takwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Kita semua punya agama dan
keyakinan. Kita tinggal
menjalankan kewajiban kita
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Selain itu, sila ke 1 ini mengajak
kita untuk menjalin kerukunan
dengan sikap saling hormat –
menghormati dan bekerjasama
antar pemeluk agama. Walaupun
berbeda agama, kita harus tetap
menjaga kerukunan dan menjaga
kenyamanan beragama antara
pemeluk agama satu dengan
agama yang lainnya. Seperti yang
kita tahu, Indonesia sungguh kaya
akan budaya. Bahkan di Indonesia
ada 5 agama yang diakuin. Ada
Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan
Buddha. Kita semua hidup
berdampingan, dan diharapkan
dapat menjaga hubungan baik
diantara pemeluk agama lainnya.
Sila kedua, Kemanusiaan yang
adil dan beradab. Sila kedua ini
mengajak kita untuk mengakui dan
memperlakukan manusia sesuai
dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa. Mengakui persamaan derajat
dan hak – hak asasi manusia.
Menjunjung nilai – nilai
kemanusiaan. Kita harus saling
membantu. Apabila ada saudara
kita yang menderita kesusahan,
seperti terkena bencana alam, kita
harus memberi bantuan kepada
mereka. Membantu meringankan
beban mereka. Di Indonesia
banyak terdapat organisasi –
organisasi untuk saling membantu,
diantaranya ada Lembaga HAM
yang membela hak asasi kita
apabila ada yang bersikap tidak
adil kepada kita.
Sila ketiga, Persatuan Indonesia.
Bagi saya, sila ketiga ini benar –
benar menggambarkan Pancasila.
Bhinneka Tunggal Ika , walaupun
berbeda – beda tapi tetap satu.
Indonesia dari Sabang sampai
Merauke, bermacam – macam adat
dan budaya, berjuta – juta
penduduk. Biar begitu, kita harus
bersatu jika ada yang berniat
menghancurkan Indonesia. Kita
harus berani membela
mengorbankan untuk kepentingan
negara apabila diperlukan.
Mungkin untuk jaman sekarang kita
tidak perlu berperang
menggunakan senjata tajam, tapi
dengan wawasan kita, kita bisa
melawan Negara lain.
Mengharumkan nama bangsa
Indonesia di dunia. Kita juga harus
mampu menempatkan persatuan,
kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara
sebagai kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan
golongan. Ini yang sering membuat
bangsa Indonesia terpecah,
contohnya adalah golongan A dan
B yang mengatasnamakan golongan
kedaerahan, mempermasalahkan
hal yang sebetulnya tidak perlu
dipermasalahkan.
Sila keempat, Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
Masih ada hubungannya dengan
sila – sila diatas, mengapa
menyelesaikan suatu masalah
harus dengan cara kekerasan?
Bahkan untuk hal yang tidak
begitu penting. Mengapa harus
sampai mengganggu
ketidaknyamanan pemeluk agama
lain yang sedang beribadah cuma
gara – gara hal yang sebenarnya
tidak layak jika dipermasalahkan
dengan urat yang menonjol dan
kekerasan fisik. Semua masalah itu
sebenarnya bisa kita selesaikan
dengan cara damai,
bermusyawarah. Menanyakan
pendapat yang satu dan yang
lainnya, dengan kepala dingin. Ini
sebenarnya pengamalan yang ingin
disampaikan sila keempat, namun
sangat sulit dilakukan.
Bermusyawarah mufakat dalam
setiap pengambiulan keputusan,
kita tidak boleh memaksakan
kehendak kita kepada orang lain,
menghormati dan menghargai
pendapat orang lain, berhati besar
untuk menerima keputusan apapun
yang dihasilkan oleh musyawarah
dan pastinya bekerjasama untuk
mempertanggungkan jawabkan
keputusan tersebut. Lagi – lagi kita
harus mengesampingkan
kepentingan pribadi kita demi
kebaikan bersama.
Sila kelima, Keadilan social bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Keadilan, suatu kata yang sudah
mulai langka di jaman sekarang
ini. Yang salah dibela, yang benar
ditinggalkan. Yang punya salah
besar dihukum sebentar, yang
punya salah secuil dipenjara
bertahun – tahun. Banyak yang
diinjak –injak hanya karena miskin
atau tidak berpendidikan. Banyak
orang yang sudah tidak membela
keadilan, mungkin karena materi
atau mungkin memang karena
sudah tidak peduli.. Biarpun
sekarang sudah jaman emansipasi,
namun masih banyak juga yang
memandang rendah terhadap
kemampuan wanita. Kita harus
belajar untuk menghargai orang
lain. Selain itu, untuk diri sendiri,
kita juga harus bisa
menyeimbangkan hak dan
kewajiban untuk diri kita.